Seorang ibu rumah tangga di Banyuwangi, Sulastri (35), yang menderita penyakit kanker payudara stadiun empat, melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Muhammad Alfatih Yandra. Perempuan yang akrab dipanggil Tri tersebut sebelumnya telah menjalani kemoterapi sebanyak lima kali dan tidak mengetahui jika dirinya sedang hamil.
Bukan hanya itu saja, kondisi ibu tiga anak tersebut sudah lumpuh sejak empat bulan terakhir, termasuk saat melahirkan anaknya yang ketiga. Atmi (51), suami Sulastri bercerita, bahwa istrinya divonis dokter menderita kanker payudara stadium empat pada awal tahun 2016 dan disarankan untuk menjalani kemotrapi selama enam kali sebelum dioperasi.
"Saat itu, kondisinya sehat ya bisa jalan. Kemoterapi ke Jember sudah empat kali. Setelah itu pas di rumah tiba-tiba istri saya kejang dan kemudian lumpuh total tidak bisa apa-apa," tuturnya di rumahnya di lingkungan Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi.
Tri sempat dirawat di rumah sakit kemudian meminta pulang. Dia juga menginginkan tinggal di bagian dapur rumahnya karena merasa lebih dingin dan nyaman ketika akan buang air besar dan buang air kecil.
"Di kamar katanya enggak mau kalau pipis susah," katanya.
Saat pulang kontrol dari rumah sakit, Tri mengaku kalau ada gerakan di dalam perutnya dan ternyata diketahui saat itu kondisinya sedang hamil dan akan melahirkan.
Tri yang tinggal di Pantai Pulau Santen Banyuwangi kemudian dievakuasi dengan becak motor lalu dipindahkan ke mobil pickup dan dibawa ke rumah sakit.
"Saat lahiran, semuanya kaget. Enggak ada yang nyangka. Istri saya memang bilang belum datang bulan tapi ya mikirnya efek dari kemoterapi. Lah rambutnya saja rontok jadi gundul. Saya bersyukur anak saya selamat," tuturnya.
Sejak melahirkan, kondisi Tri semakin melemah dan sehari-hari lebih memilih menelungkupkan badan di atas meja kecil yang sengaja dibuat suaminya untuk menyangga kepalanya. Tri menolak untuk berbaring karena merasa kesakitan setiap kali akan bergerak. Dia juga dibantu pernafasan dengan oksigen yang diletakkan di samping tempat tidurnya yang berada di dapur.
Baca juga: Kisah Nyata, 8 Tahun Dikubur, Jasad Wanita Asal Tegal ini Tetap Utuh
Baca juga: Kisah Nyata, 8 Tahun Dikubur, Jasad Wanita Asal Tegal ini Tetap Utuh
"Ini dipinjami pake tabung besar sama tetangga. Kemarin pake oksigen kecil 3 jam sudah habis ngisinya juga Rp 50.000. Kalau yang besar ngisinya Rp 80.000 tapi masih belum tahu cukup dipakai berapa jam," tutur Atwi.
Sejak istrinya sakit, Atwi nyaris sama sekali tidak pergi melaut. Sehari-hari dia merawat istrinya di rumah sederhana yang berada di pantai Pulau Santen Banyuwangi.
"Kedua anak saya sekolah. Yang pertama SMP, yang kedua SD kelas lima. Kalau yang bayi dirawat tetangga," katanya.
Pria kelahiran 1964 itu bercerita, biaya perawatan istrinya selama ini gratis karena di cover dengan BPJS termasuk juga anaknya yang baru saja lahir. Pihak puskesmas terdekat juga sudah beberapa kali memeriksa kondisinya istrinya.
"Kalau seandainya bayar saya nggak tahu gimana ceritanya. Mau jual barang ya nggak punya barang berharga. Sekarang yang saya pikirkan kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan sekolah anak saya. Karena sudah lama saya nggak melaut untuk jaga istri," katanya sambil mengelus kepala istrinya yang terpejam dengan nafas tersengal.
Sementara itu, kondisi bayi pasangan Sulastri dan Atwi yang masih berumur seminggu itu kondisinya semakin membaik. Saat ini, bayi tersebut dirawat oleh tetangganya yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari rumah Tri yang juga berprofesi sebagai seorang nelayan.
"Kasihan di sana enggak ada yang jaga. Kakaknya sekolah, bapaknya ngerawat ibunya. Biar di sini saja sama saya," kata Wagimah .
Menurut dia, saat lahir, bayi tersebut hanya berbobot 1,8 kilogram saja.
"Saya nemenin pas lahiran. Ari-arinya kecil dan gosong gitu. Kering. Enggak nyangka lahir selamat soalnya pas hamil kan di-kemo," tuturnya.
Wagimah mengaku akan terus merawat Alfatih, karena kebetulan dia tidak memiliki anak laki-laki.
"Kasihan saya sama keluarganya Pak Atwi. Rumahnya dibetulin masuk program bedah rumah. Pak Atwi dan Dek Tri itu pekerja keras buat hidup. Kok ya penyakitnya berat. Kami tetangga cuma bisa bantu merawat anaknya. Saya enggak merasa dibebani," pungkasnya.
0 Response to "Kasihan Sekali, Ibu Penderita Kanker Payudara dan Lumpuh di Banyuwangi ini Melahirkan Bayi Laki-laki"
Posting Komentar